Jumat, 25 Desember 2009

Awal Sebuah Cerita


disuatu siang yang terik di bulan desember 2009, saya bersama teman-teman berjalan bersama menuju sebuah warung tegal kesayangan yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus saya. diperjalanan menuju warteg, kedua teman saya yang bernama acep dan nanda yang berada 2 meter di depan saya, terlihat sedang membicarakan sebuah topik yang serius.

Sifat ingin tahu saya pun memuncak, tanpa pikir panjang, saya mempercepat langkah kaki ini untuk menghampiri mereka berdua.Setelah saya berada di dekat mereka,dengan memasang wajah yang polos dan lugu, layaknya seorang bayi yang baru dilahirkan (walaupun wajah ini tidak begitu adanya), saya mencoba mencari tahu topik apa yang sedang asik dibicarakan dengan cara menguping pembicaraan mereka berdua.

Walaupun tidak menggunakan alat sadap canggih yang sering digunakan oleh KPK, beruntungnya kuping ini masih dapat menangkap sinyal dari perbincangan yang sedang mereka lakukan dari jarak 70 cm di belakang mereka. ternyata eh ternyata mereka berdua sedang membicarakan tentang sebuah topik yang benar-benar menarik loh,yaitu tentang kekuatan dari sebuah impian.

mengetahui bahwa topiknya menarik, saya langsung mengambil posisi di samping kanan teman saya "acep". Dengan bergaya sok tahu, saya langsung menyambar pembicaraan mereka berdua, bagaikan petir di siang bolong. "Benarkah ada, wanita yang seberuntung itu?" tanyaku kepada Acep dan Nanda dengan perasaan tidak percaya.

Acep memberikan penjelasan kepada saya tentang hal tersebut " jadi begini,za.Waktu ikut pelatihan esq, mentor pembimbing memberitahu semua peserta, bahwa dia telah berhasil mewujudkan 50% dari semua impian atau rencana hidupnya kedepan yang ia tulis pada tempat yang sering dilihat olehnya seperti di desktop, buku, dinding kamar dan lain-lain,yang lebih hebatnya lagi, salah seorang teman wanita dari sang mentor,berhasil mewujudkan hampir semua impian atau rencana hidupnya yang ia tulis pada diarynya, sebelum rencana tersebut menjadi terwujud.

semua itu dapat terjadi karena adanya hukum "tarik menarik" dan kekuasaan tuhan.Hukum tarik menarik adalah segala sesuatu yang datang ke dalam hidup anda ditarik oleh anda ke dalam hidup anda dan segala sesuatu itu tertarik ke anda oleh citra-citra yang anda pelihara dalam benak pikiran, oleh apa yang anda pikirkan.
Apa pun yang berlangsung dalam benak, anda menariknya ke diri anda".
Jadi tulis rencana kehidupan teman-teman kedepan di tempat yang sering teman-teman lihat. Bayangkan impian tersebut benar-benar nyata dan terwujud sehingga kita dapat merasakannya,saran mentor kepada para peserta".
mendengar penjelasan yang "super" tersebut, membuat perut saya yang sudah bertalu-talu untuk dipuaskan dengan lezatnya nasi hangat,tempe oreg,kentang balado, dan telor ceplok buatan emak warteg, terasa kenyang seketika, mengalahkan lezatnya masakan emak.

tak terasa, kuliah saya yang padat di hari itu pun telah selesai. Jam saat itu menunjukkan pukul 19.30 malam.Bergegas saya keluar dari ruang praktikum kampus menuju tempat parkir untuk mangambil motor saya.
letih terasa badan ini ,andai saja motor saya memiliki sistem kendali otomatis, ingin rasanya menyadarkan kepala ini pada stang motor astrea grand kesayangan saya, namun apadaya, jangankan kendali otomatis,dikendalikan secara manual saja motor saya bergoyang ke kanan-kiri seperti sedang menari poco-poco yang disebabkan beberapa jeruji ban belakang motor patah, apalagi dikendalikan secara otomatis, mungkin berciuman dengan aspal lah yang akan terjadi berikutnya.

Alhamdullilahnya, walupun kondisi motor kurang fit, saya tiba dirumah dengan sehat wal afiat,tanpa ada yang luka sedikitpun.
setelah membuka pintu masuk utama rumah saya, tiba tiba terlintas dalam pikiran saya akan perkataan "acep" tentang kekuatan dari sebuah impian. "wah, tepat sekali dengan keadaan ku saat ini yang sedang memimpikan untuk dapat berinvestasi saham " jawabku dalam hati.

Semenjak smp hingga duduk di bangku kuliah saat ini, saya sering mengamati pergerakan harga saham.Disaat teman-teman SMA saya mencari dan membaca artikel tentang bola pada sebuah koran, saya malah nyeleneh sendiri dari mereka yang mencari artikel tentang update terbaru harga saham dari koran tersebut.Disaat teman saya menjerit karena team jagoannya mendapatkan score yang buruk dalam suatu laga pertandingan, saya malah menjerit ketika harga saham pada emiten impian saya, jatuh bebas pada harga terendahnya.
Bukan karena sombong atau sok hebat namun sejak SMP, saya memang sudah tertarik pada bidang saham dan mungkin hal itu jugalah yang membuat beberapa teman SMA saya, sering bertanya tentang saham pada saya.
Malu rasanya diri ini ketika menjawab pertanyaan mereka yang berkaitan dengan saham kepada saya dan saya menjawab pertanyaan mereka dengan sok tahu, padahal sayapun belum pernah terjun langsung dalam investasi persahaman.

setelah mandi,makan, dan salat, saya langsung menuju ruang tamu untuk menghidupkan komputer. Seraya bermain face book, Browsing untuk mencari keterangan tentang kekuatan dari sebuah mimpi, saya lakukan.Benar saja, tak beberapa lama saya browsing, mata saya langsung tertuju pada sebuah website yang membahas tentang kekuatan dari sebuah impian. Website tersebut juga memberikan sebuah contoh nyata bahwa penulis buku Chicken soup "J Canfield" juga melakukan hal serupa seperti yang dikemukakan oleh mentor dalam pelatihan ESQ yang diikuti oleh teman saya "Acep".

Berikut ini penuturannya di dalam buku the secret

Bagi saya, rahasia ini sungguh mengubah hidup saya karena saya dibesarkan bersama seorang ayah yang sangat negatif, yang berpikir bahwa orang kaya adalah orang yang memiskinkan setiap orang, dan bahwa setiap orang yang mempunyai uang pastilah telah menipu seseorang lainnya. Jadi, saya dibesarkan dengan banyak kepercayaan tentang uang. Jika anda memiliki uang, uang akan membuat anda menjadi orang yang buruk; hanya orang jahat yang mempunyai uang; dan uang tidak tumbuh di pohon. Jadi saya tumbuh menjadi orang yang sungguh percaya bahwa hidup ini sulit.


Baru ketika saya bertemu W.Clement Stone-lah saya mulai mengubah hidup saya. Ketika saya masih bekerja dengan Stone, ia berkata, "Saya ingin kamu menetapkan sebuah tujuan yang sangat besar yang jika tercapai akan membuat kamu takjub, dan kamu akan tahu bahwa itu hanya disebabkan oleh apa yang telah saya ajarkan padamu bahwa kamu akan bisa mencapai tujuan ini." Pada saat itu saya berpenghasilan sekitar delapan ribu dolar setahun, jadi saya berkata, "Saya ingin berpenghasilan seratus ribu dolar setahun" Saya tidak tahu bagaimana saya melakukannya. Saya tidak melihat adanya strategi atau kemungkinan, saya hanya berkata, "Saya akan mengumumkannya, saya akan memercayainya, saya akan bersikap seakan-akan ini memang benar, lalu melepaskanya (melupakannya)" Jadi saya melakukannya.


Satu hal yang ia ajarkan pada saya adalah setiap hari memejamkan mata dan memvisualkan seakan-akan tujuan itu sudah tercapai. Saya sungguh-sungguh membuat cek seratus ribu dolar dan memasangnya di langit-langit. Jadi, begitu bangun pagi, saya memandang ke atas dan melihatnya, dan itu akan mengingatkan saya pada niat saya. Kemudian saya memejamkan mata dan memvisualisasikan memiliki gaya hidup orang berpenghasilan seratus ribu dolar setahun. Yang menarik, tidak ada peristiwa besar yang terjadi selama sekitar tiga puluh hari. Saya tidak mendapatkan ide-ide cemerlang, tidak ada juga orang yang menawarkan lebih baik banyak uang kepada saya.


Sekitar empat minggu sesudahnya, saya mendapatkan ide bernilai seratus ribu dolar. Ide itu muncul tiba-tiba dalam benak saya. Saya telah menulis sebuah buku, dan saya berkata, "Jika saya dapat menjual empat ratus ribu buku dengan harga 25 sen per buku, itu akan menjadi seratus ribu dolar" Buku-buku itu sudah ada di sana, tetapi saya tidak pernah berpikir seperti ini. Saya tidak tahu bagaimana saya akan menjual empat ratus ribu buku. Kemudian saya melihat koran National Enquirer di pasar swalayan. Saya telah melihatnya jutaan kali, dan koran itu melompat ke latar depan. Saya berpikir, "Jika pembaca mengetahui tentang buku saya, pasti empat ratus ribu orang akan membelinya"


Sekitar enam minggu kemudian, saya berbicara di Hunter College di New York kepada enam ratus guru, lalu seorang perempuan mendekati saya dan berkata, "Itu tadi pidato yang bagus. Saya ingin mewawancarai anda. Ini kartu nama saya" Ternyata ia adalah penulis lepas yang menjual ceritanya ke National Enquirer. Tema dari "The Twilight Zone" muncul di kepala saya, wah... ini sungguh-sungguh ampuh. Artikel itu muncul dan penjualan buku kami mulai mencuat.

Setelah membaca artikel tersebut,terlintas sebuah pikiran di dalam kepala saya untuk melakukan hal serupa seperti yang dilakukan oleh J.Canfield. Jika J.Cannfield menuliskan sebuah cek di langit-langit kamar tidurnya, saya membuat sebuah cek palsu yang bernilai 100 juta rupiah yang dibuat dengan secarik kertas yang dimasukkan di dalam dompet, diharapkan ketika saya melihat cek tersebut dari dompet saya, semangat saya untuk mewujudkan apa yang telah saya tulis di dalam dompet akan berkobar dan hopefully uang di dompet saya akan bertambah, dari yang semula hanya Rp 125.000 + uang saku harian Rp5.000 menjadi Rp100.000.000 di tahun depan "Amin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar