Rabu, 16 Desember 2009

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA


Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam membangun sebuah bangsa.Dengan pendidikan, akan tercipta pribadi-pribadi yang berkualitas dan memiliki akhlak yang luhur.Akan tetapi, beberapa waktu belakangan ini kita sering melihat dan mendengar beberapa pelajar yang terlibat dalam sebuah tindakan yang mencerminkan minimnya akhlak luhur yang dimiliki oleh mereka, seperti: tawuran antar pelajar, pengerusakan fasilitas publik, dan lain-lain. Mengapa hal diatas dapat terjadi?Salah satu faktor yang menyebabkan dapat terjadinya hal hal diatas adalah karena adanya kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada sisitem pendidikan kita. berikut ini adalah beberapa kekurangan yang terdapat dalam sistem pendidikan kita.

1) sistem pendidikan yang hanya mengasah dua jenis kecerdasan, yaitu logik dan linguistik.

Setiap orang di dunia telah diciptakan oleh sang pencipta dengan masing-masing kecerdasan yang berbeda setiap individunya. jenis kecerdasan yang berbeda-beda itulah yang dinamakan kecerdasan majemuk.Kecerdasan majemuk sendiri dibagi kedalam beberapa tipe kecerdasan yaitu:
• Kecerdasan Mathematic
• Kecerdasan visual
• Kecerdas kinestetik
• Kecerdasan interpersonal
• Kecerdasan linguistic
• Kecerdasan interapersonal
• Kecerdasan musical
• Kecerdasan natural

saat ini sistim pendidikan di indonesia lebih berfokus dalam mengasah dua jenis kecerdasan yaitu kecerdasan linguistic dan mathematic.Hal ini dibuktikan dengan lebih lamanya jam belajar mengajar disekolah-sekolah untuk mata pelajaran matematika,fisika,ekonomi,biologi dan beberapa mata pelajaran lain yang mendukung tipe kecerdasan mathematic dan lingustic.bandingkan dengan jam belajar mengajar untuk mata pelajaran kesenian dan penjaskes yang mendukung dan mengasah kemampuan siswa-siswi yang memiliki kecerdasan musical,visual dan kinestetik.Kedua pelajaran tersebut memiliki jam belajar mengajar yang lebih sedikit dibandingkan dengan mata pelajaran mathematika,ekonomi,biologi,Bahasa indonesia yang mendukung jenis kecerdasan mathematic dan linguistic.

Untuk pelajaran kesenian dan penjaskes, kebanyakan sekolah hanya memberikan alokasi waktu 2 jam belajar mengajar untuk mata pelajaran penjaskes dan kesenian per minggunya. hal ini tentu tidak seimbang dengan mata pelajaran mathematika,biologi,bahasa indonesia,ekonomi,sosiologi dan mata pelajaran lain yang mendukung kecerdasan linguistic-mathematic yang memiliki jumlah waktu belajar mengajar 4-6 jam perminggunya.

Adanya ketidakseimbangan dalam jumlah waktu jam belajar-mengajar ini dapat mengakibatkan para pelajar yang memiliki kecerdasan selain mathematik dan linguistik jenuh.apabila kejenuhan tersebut telah mencapai titik puncaknya dan ditambah dengan tingkat stress yang tinggi tak menutup kemungkinan mereka terperosok kedalam aktifitas-aktifitas negatif seperti tauran,corat-coret tembok dan membuat keberisikan dengan memukul -mukul meja yang dapat membuat suasana kelas menjadi gaduh. hal ini diperparah dengan jam belajar mengajar untuk mata pelajaran agama yang berfungsi untuk mengerem tindakan-tindakan negatif tersebut, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan mata pelajaran mathematik,ekonomi,sosiologi dan mata pelajaran lain yang mendukung kecerdasan linguistic dan matematik, kecuali untuk sekolah-sekolah yang berbasis agama. kondisi tersebut tentu akan membuat para pelajar cendrung untuk melakukan hal hal negatif tersebut karena kurangnya pengetahuan mereka tentang agama.

untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah perlu menambah jam belajar mengajar untuk mata perlajaran yang mendukung dan mengasah beberapa kecerdasan lain dan juga mata pelajarn agama, selain dari linguistic dan matematika sehingga porsi jam belajar mengajar dapat menjadi seimbang

2) Menyamakan cara belajar untuk seluruh pelajar

Dari penjelasan diatas, kita telah mengetahui bahwa setiap manusia yang dilahirkan, memiliki kecerdasan yang berbeda beda.berbedanya kecerdasan yang dimiliki oleh masing masing pelajar, berbeda pula tekhnik pengajaran yang diterapkan kepada para pelajarnya.Tetapi sering kita lihat banyak sekolah-sekolah memberikan pengajaran kepada para pelajarnya dengan cara yang tidak sesuai dengan jenis kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. beberapa sekolah hanya memberikan materi atau pengajaran kepada para pelajarnya dengan cara berdiskusi,mencatat materi yang diberikan guru dan membaca buku yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, dan mengerjakan soal latihan. mungkin bagi sebagian siswa hal ini tidak terlalu bermasalah, akan tetapi bagaimana dengan siswa yang memiliki kecerdasan musikal, natural, kinestetik dan visual?

beberapa cara belajar diatas masih terdapat kekurangan. bagi siswa yang memiliki kecerdasan musical,natural,kinestetik dan visual cara belajar seperti diatas akan sangat membosankan bagi mereka.seperti yang kita tahu, siswa yang memiliki kecerdasan musical sangat senang dengan musik. mereka memiliki pendapat bahwa "dunia tanpa musik, bagaikan sayur tanpa garam".Berdasarkan karakteristik mereka, sekolah harus mengubah mainset sistem pengajaranya yaitu belajar harus dalam keadaan yang sunyi dan tenang agar dapat memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal. mainset seperti itu sangat tidak cocok untuk diterapkan terhadap siswa yang memiliki kecerdasan musical.Sekolah harus tahu bahwa belajar dengan musik juga akan memberikan hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar. sekolah dapat memutarkan musik-musik seperti musik klasik dengan volume sedang pada saat murid murid mengerjakan soal latihan atau mencatat materi yang diberikan oleh guru.

untuk murid yang memiliki kecerdasan natural, ajaklah mereka untuk belajar di tempat outdoor karena mereka sangat suka dengan alam/ lingkungan yang terbuka. cara belajar dengan menggunakan alat seperti ohp atau proyektor sangat cocok di gunakan untuk murid yang memiliki kecerdasan visual.

3) sistem pendidikan yang hanya mencetak pekerja

selama kita bersekolah, pernahkah kita mendapatkan mata pelajaran tentang kewirausahaan secara spesifik ? jawaban dari pertanyaan diatas adalah tidak. selama bersekolah, kita hanya diajarkan materi materi yang mencetak para lulusannya menjadi pekerja bukannya membentuk dan membangun semangat para pelajar-pelajarnya untuk berani dan mandiri, terutama dalam hal kewirausahaan, padahal hal tersebut sangatlah penting untuk menjawab tantangan zaman saat ini.

kita tentu tahu bahawa jumlah pencari kerja terus meningkat setiap tahunnya sedangkan jumlah lapangan pekerjaan sangat terbatas. masalah permodalan bukanlah alasan yang tepat untuk menjawab mengapa banyak masyarakat indonesia yang enggan untuk menjadi pengusaha. di luar sana banyak masyarakat yang memiliki modal yang cukup bahkan lebih untuk membuat sebuah usaha tetapi mereka tetap memilih untuk menjadi seorang pekerja.Hal tersebut disebabkan oleh ketidak beranian mereka dalam mengambil resiko dan mereka bingung dalam menentukan jenis usaha apa yang akan mereka jalankan. hal tersebut tidak akan terjadi jika sejak usia dini mereka diberikan pelajaran dan diperkenalkan dengan dunia kewirausahaan di sekolah.

dengan diberikan pengenalan pelajaran tentang kewirausahaan, diharapkan akan membentuk mental para pelajar yang berani dan mandiri untuk menjadi seorang pengusaha. selain itu pengenalan dan pemberian pelajaran tentang dunia usaha juga akan mencetak pelajar- pelajar yang memiliki keterampilan dalam berwirausaha, sehingga mereka tidak canggung ketika ingin membuat sebuah usaha. Ingat bahwa meja memiliki dua sisi, bukan hanya satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar