Selasa, 05 Januari 2010

rindu hijaunya tanah kalimantan.
















alangkah indahnya kalimantan sebelum maraknya aksi pembakaran dan penebangan hutan secara besar-besaran oleh oknum oknum yang hanya mementingkan keuntungan semata dibandingkan dengan pentingnya manfaat dari hutan tersebut.

Dulu sebelum maraknya aksi penebangan dan pembakaran hutan secara liar,kita masih dapat mendengar suara kicauan burung yang merdu dan menyejukkan hati. Namun, setelah maraknya aksi pembakaran dan penebangan hutan secara liar, jangankan mampir, untuk mengepakkan sayap ke pulau tersebut saja, sudah enggan mereka lakukan. hal ini mungkin saja karena jumlah pohon sebagai tempat berlindung mereka semakin sedikit jumlahnya.Bahkan yang lebih miris adalah pohon-pohon tersebut sudah berubah menjadi abu atau kayu glondongan yang siap jual.

Hijaunya kalimantan yang terkenal dengan julukan zamrud khatulistiwa takkan bisa kita jumpai lagi sekarang.bahkan, saat ini kalimantan lebih terkenal sebagai daerah yang marak terjadinya kasus ilegal logging dan pembakaran hutan. Penggundulan dan pembakaran hutan yang marak terjadi saat ini di kalimantan, turut menyebabkan kerusakan hutan dan terganggunya ekosistem disana.

saveourborneo.org memaparkan, berdasarkan prediksi tren 10 tahunan, dari luas
Kalimantan yang mencapai 59 juta hektare, laju kerusakan hutan
(deforestasi) telah mencapai 864 ribu hektare per tahun atau 2,16
persen.

menurut pemaparan Direktur Eksekutif Save Our Borneo, Nordin, di Palangka Raya, Kamis
(19/6), mengatakan, "Kerusakan terbesar hutan di Kalimantan adalah
karena pembukaan lahan untuk kelapa sawit, dan sisanya sebanyak 20
persen karena pertambangan, dan area transmigrasi. "

untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, pemerintah daerah kalimantan harus mengambil tindakan tegas untuk membatasi perijinan pengubahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan serta memberikan sanksi yang berat kepada para oknum penebang hutan yang tak memiliki HPH (hak penebangan hutan).Disamping itu reboisasi terhadap hutan yang gundul juga harus digalakkan oleh pemerintah setempat. Hal ini perlu segera dilakukan agar tidak terjadi bencana yang lebih besar lagi di kalimantan seperti:banjir,tanah longsor dan kekeringan air disaat musim kemarau.

Semoga konferensi perubahan iklim yang dilaksanakan di copenhagen pada tanggal 7-18 desember lalu dapat membawa angin perubahan bagi kalimantan untuk menjadi pulau yang lebih hijau lagi dari saat ini. sebab, dalam konferensi tersebut ditargetkan untuk dapat menurunkan emisi karbon 25% hingga 40% walaupun bagi para aktifis lingkungan hidup jumlah tersebut harus ditingkatkan lagi hingga mencapai 80 % hingga 95% pada 2050 dan salah satu cara yang tepat untuk menggurangi emisi karbon adalah dengan menghidupkan kembali hutan-hutan yang selama ini telah berubah fungsi menjadi daerah pertambangan atau kebun kelapa sawit sehingga untuk kedepannya hutan-hutan tersebut dapat menjadi paru-paru indonesia bahkan dunia untuk menyerap emisi karbon dioksida.

Tahun 2010 ini memang tahun yang tepat untuk menggundulkan kepala sebab gaya rambut gundul diramalkan akan musim di tahun baru ini, tetapi ,tidak untuk hutan yang gundul yang harus segera dihilangkan musimnya. Jadi, dari pada menggundulkan hutan, lebih baik menggundulkan kepala. Kepala menjadi lebih dingin,hemat shampo serta membuka peluang yang lebih besar untuk menjadi icon piala dunia 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar