Sabtu, 03 April 2010

Manusia

diciptakan dengan memiliki akal,pikiran,cipta dan karsa, serta nafsu itulah manusia. betapa baiknya tuhan karena telah menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain di muka bumi ini. terkadang manusia mungkin lupa dengan tugas yang diberikan kita oleh tuhan yaitu menjadi khalifaah di muka bumi ini. yang di maksud khalifah adalah kita harus menjaga segala macam sumber daya alam di muka bumi ini seperti: laut, hutan,air dan berbagai macam lainnya, tetapi manusia dengan serakahnya merusak sumber daya alam tersebut. jelas-jelas hal tersebut telah menyalahi kewajibannya sebagai khalifah di muka bumi ini. sebagai contohnya: sudah sangat banyak hutan-hutan indonesia yang dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan materi semata, tidak hanya di darat tetapi juga di laut dan udara pun sudah terjadi kerusakan. sebagian oknum nelayan yang tidak bertanggung jawab menangkap ikan dengan bom yang terbuat dari potasium yang sudah jelas hal tersebut dapat merusak ekosistem laut. demikian halnya dengan di udara, asap-asap dari pabrik-pabrik industri yang sangat banyak saat ini telah membuat udara kita menjadi tercemar. beberapa contoh masalah tersebut merupakan bukti pelanggaran terhadap tugas yang diberikan oleh tuhan yaitu menjadi seorang khalifah di dunia ini.

manusia juga memiliki definisi sebagai makhluk yang tak dapat berdiri sendiri atau makhluk sosial. sebagai makhluk sosial manusia mengadakan interaksi dengan sesama manusia, tuhannya dan lingkungannya.

interkasi sosial dengan sesama manusia:

A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
B. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage, tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar